Yogyakarta: Penyajian yang menarik, tidak mudah ditebak, dan lucu namun tetap sarat dengan amanat, itulah drama musikal yang diusung oleh rekan-rekan UKMF SEKRUP Fakultas FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta pada hari Kamis, 22 Desember 2011 di salah satu ruang pentas FBS UNY. Pentas laboratory bertajuk “Tiga Bulan” ini menyatukan berbagai tampilan dari divisi tari, divisi teater, divisi seni musik, dan divisi seni rupa yang mayoritas diperankan oleh anggota baru UKMF SEKRUP FMIPA.
“Saya
sangat mengapresiasi atas terselenggaranya pentas seni dari teman-teman UKMF
SEKRUP. Bagus dan sangat luar biasa! Salam dasyat dari Himatika untuk
teman-teman SEKRUP dan pecinta seni,” komentar Rizki Lazuardi, ketua Himpunan
Mahasiswa Matematika FMIPA UNY.
“Dramanya
memang sederhana tapi bermakna banyak dan yang memiliki nilai plus karena
kemasannya lucu,” ujar Ronggo dari Fakultas Teknik UNY disela-sela penutupan
pentas laboratory.
Pentas
Laboratory ini dianggap sebagai ajang praktikum bagi mahasiswa FMIPA yang
tergabung di SEKRUP. “Anak FMIPA identik dengan laboratorium, tempat uji coba
dari teori-teori yang telah didapatkan, ya makanya kami membuat pentas
Laboratory,” jelas Arga Brastendar, ketua UKMF SEKRUP.
“Benar-benar
berbeda. Tidak menyangka teman-teman dari fakultas MIPA yang notabene pemikir
ternyata memiliki kreasi seni yang menakjubkan. Suara vokalis dari divisi musik
sangat menyentuh hati. Divisi seni rupa juga berperan banyak dalam kesuksesan
pentas ini, ornamen-ornamennya diluar nalar para pecinta seni, sungguh
menakjubkan. Mungkin wajar bila pentas laboratory sekreatif ini dimainkan oleh
teman-teman dari FBS UNY, tapi ini hasil mahasiswa FMIPA lho,” puji salah satu
penonton dari Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) UNY yang enggan disebutkan namanya.
Acara
pentas laboratory “Tiga Dunia” dibuka pukul 19.30 dengan prolog, disambut
tarian dari divisi seni tari. Musikal drama yang berlangsung selama tiga jam
itu bercerita tentang tokoh utama April (Ria Indriyani), anak tunggal keluarga
parelente yang mengalami perubahan sifat dari anak manja dan egois menjadi
lebih baik setelah tiga bulan menjadi relawan tsunami bersama Roni (Prasetyo
Anggun) di daerah Tanjung Harapan. April diam-diam menyimpan perasaan pada Roni
yang selalu ceria, dekat dengan anak-anak, dan tidak mudah menyerah. Selama
tiga bulan di daerah Tanjung Harapan banyak hal yang mengusik hati April,
termasuk saat April melihat kegigihan Roni membantu Lina (Nur Arfiani) mencari
Ibu kandungnya, saat teman-teman seperjuangannya tanpa keluh membantu korban
tsunami, dan saat dimana April mengetahui bahwa Roni ternyata juga salah satu
korban tsunami. Tidak hanya itu, pentas laboratory juga menyinggung tentang
keadaan Indonesia pada masa kini yang mulai terlihat jelas perbedaan antara si
kaya dan si miskin, pembangunan gedung-gedung mewah yang tidak memerhatikan
lingkungan sekitar, kehidupan para nelayan yang semakin hari semakin
memprihatikan, dan eksplorasi sumber daya alam secara besar-besaran yang
dilakukan oleh beberapa oknum pebisnis. Semua penonton ikut larut dalam suasana
yang dibangun para pemain divisi teater berkolaborasi dengan divisi seni musik
yang mengangkat nuansa ketulusan, romansa cinta, kasih sayang, canda tawa,
tangis, dan harapan.
Bertepatan
dengan hari Ibu di Indonesia, pentas besutan sutradara Septian Johan Wibowo
dengan naskah karya Rizal Budi Margani dan Kumalasari Anjas Meilina tidak lupa
memberi sentuhan tentang perjuangan sosok Ibu dengan berbeda profesi dan gaya.
“Aku benar-benar menangis saat akting di panggung. Saat itu peran ku jadi anak
yang terpisah dari ibunya saat tsunami dan dipertemukan lagi berkat usaha keras
dari tokoh Roni. Aku jadi kangen ibu dan pengin memeluk ibu. Aku lupa kalau
hari ini (22/12) hari ibu dan aku belum bisa mengucapkan selamat hari ibu ke
ibu ku gara-gara handphone semua pemain disita pak ketua seharian,”
cerita Nur Arfiani, pemeran tokoh Lina.
Pentas
laboratory “Tiga Bulan” bisa jadi telah membukakan mata hati kaum muda untuk
lebih peduli dengan hal-hal yang selama ini tidak terbersit di pikiran, namun
yang dibutuhkan bangsa saat ini adalah langkah nyata menjadikan Indonesia lebih
baik. Salam ‘cemungud’ dari SEKRUP FMIPA UNY kepada pecinta seni dan perdamaian
di Indonesia.
sumber:
muda.kompasiana.com
0 komentar