Selasa, 31 Januari 2012

KISAH NYATA TELADAN: KETIKA SRI SULTAN HAMENGKUBUWONO KE-IX DITILANG



Kota batik Pekalongan di pertengahan tahun 1960an menyambut fajar dengan kabut tipis , pukul setengah enam pagi polisi muda Royadin yang belum genap seminggu mendapatkan kenaikan pangkat dari agen polisi kepala menjadi brigadir polisi sudah berdiri di tepi posnya di kawasan Soko dengan gagahnya. Kudapan nasi megono khas pekalongan pagi itu menyegarkan tubuhnya yang gagah berbalut seragam polisi dengan pangkat brigadir.

            Becak dan delman amat dominan masa itu , persimpangan Soko mulai riuh dengan bunyi kalung kuda yang terangguk angguk mengikuti ayunan cemeti sang kusir. Dari arah selatan dan membelok ke barat sebuah sedan hitam ber plat AB melaju dari arah yang berlawanan dengan arus becak dan delman . Brigadir Royadin memandang dari kejauhan ,sementara sedan hitam itu melaju perlahan menuju kearahnya. Dengan sigap ia menyeberang jalan ditepi posnya, ayunan tangan kedepan dengan posisi membentuk sudut Sembilan puluh derajat menghentikan laju sedan hitam itu. Sebuah sedan tahun lima puluhan yang amat jarang berlalu di jalanan pekalongan berhenti dihadapannya.

            Saat mobil menepi , brigadir Royadin menghampiri sisi kanan pengemudi dan memberi hormat.
“Selamat pagi!” Brigadir Royadin memberi hormat dengan sikap sempurna .
“Boleh ditunjukan rebuwes!” Ia meminta surat surat mobil berikut surat ijin mengemudi kepada lelaki di balik kaca , jaman itu surat mobil masih diistilahkan rebuwes.

Perlahan , pria berusia sekitar setengah abad menurunkan kaca samping secara penuh.
“Ada apa pak polisi ?” Tanya pria itu. Brigadir Royadin tersentak kaget , ia mengenali siapa pria itu .
 “Ya Allah…sinuwun!” kejutnya dalam hati . Gugup bukan main namun itu hanya berlangsung sedetik , naluri polisinya tetap menopang tubuh gagahnya dalam sikap sempurna.
“Bapak melangar verbodden , tidak boleh lewat sini, ini satu arah !” Ia memandangi pria itu yang tak lain adalah Sultan Jogja, Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
Dirinya tak habis pikir , orang sebesar sultan HB IX mengendarai sendiri mobilnya dari jogja ke pekalongan yang jauhnya cukup lumayan., entah tujuannya kemana.
Setelah melihat rebuwes , Brigadir Royadin mempersilahkan Sri Sultan untuk mengecek tanda larangan verboden di ujung jalan , namun sultan menolak.

            “ Ya ..saya salah , kamu benar , saya pasti salah !” Sinuwun turun dari sedannya dan menghampiri Brigadir Royadin yang tetap menggengam rebuwes tanpa tahu harus berbuat apa.
“ Jadi…?” Sinuwun bertanya , pertanyaan yang singkat namun sulit bagi brigadir Royadin menjawabnya .

            “Em..emm ..bapak saya tilang , mohon maaf!” Brigadir Royadin heran , sinuwun tak kunjung menggunakan kekuasaannya untuk paling tidak bernegosiasi dengannya, jangankan begitu , mengenalkan dirinya sebagai pejabat Negara dan Rajapun beliau tidak melakukannya.
“Baik..brigadir , kamu buatkan surat itu , nanti saya ikuti aturannya, saya harus segera ke Tegal !” Sinuwun meminta brigadir Royadin untuk segera membuatkan surat tilang.
Dengan tangan bergetar ia membuatkan surat tilang, ingin rasanya tidak memberikan surat itu tapi tidak tahu kenapa ia sebagai polisi tidak boleh memandang beda pelanggar kesalahan yang terjadi di depan hidungnya. Yang paling membuatnya sedikit tenang adalah tidak sepatah katapun yang keluar dari mulut sinuwun menyebutkan bahwa dia berhak mendapatkan dispensasi.
“Sungguh orang yang besar…!” begitu gumamnya.

            Surat tilang berpindah tangan , rebuwes saat itu dalam genggamannya dan ia menghormat pada sinuwun sebelum sinuwun kembali memacu Sedan hitamnya menuju ke arah barat, Tegal.

            Beberapa menit sinuwun melintas di depan stasiun pekalongan, brigadir royadin menyadari kebodohannya, kekakuannya dan segala macam pikiran berkecamuk. Ingin ia memacu sepeda ontelnya mengejar Sedan hitam itu tapi manalah mungkin. Nasi sudah menjadi bubur dan ketetapan hatinya untuk tetap menegakkan peraturan pada siapapun berhasil menghibur dirinya.

            Saat aplusan di sore hari dan kembali ke markas , Ia menyerahkan rebuwes kepada petugas jaga untuk diproses hukum lebih lanjut.,Ialu kembali kerumah dengan sepeda abu abu tuanya.

            Saat apel pagi esok harinya , suara amarah meledak di markas polisi pekalongan , nama Royadin diteriakkan berkali kali dari ruang komisaris. Beberapa polisi tergopoh gopoh menghampirinya dan memintanya menghadap komisaris polisi selaku kepala kantor.

            “Royadin , apa yang kamu lakukan ..sa’enake dewe ..ora mikir ..iki sing mbok tangkep sopo heh..ngawur..ngawur!” Komisaris mengumpat dalam bahasa jawa , ditangannya rebuwes milik sinuwun pindah dari telapak kanan kekiri bolak balik.

            “ Sekarang aku mau Tanya , kenapa kamu tidak lepas saja sinuwun..biarkan lewat, wong kamu tahu siapa dia , ngerti nggak kowe sopo sinuwun?” Komisaris tak menurunkan nada bicaranya.

            “ Siap pak , beliau tidak bilang beliau itu siapa , beliau ngaku salah ..dan memang salah!” brigadir Royadin menjawab tegas.

            “Ya tapi kan kamu mestinya ngerti siapa dia ..ojo kaku kaku , kok malah mbok tilang..ngawur ..jan ngawur….Ini bisa panjang , bisa sampai Menteri !” Derai komisaris. Saat itu kepala polisi dijabat oleh Menteri Kepolisian Negara.

            Brigadir Royadin pasrah , apapun yang dia lakukan dasarnya adalah posisinya sebagai polisi , yang disumpah untuk menegakkan peraturan pada siapa saja ..memang Koppeg(keras kepala) kedengarannya.

            Kepala polisi pekalongan berusaha mencari tahu dimana gerangan sinuwun , masih di Tegalkah atau tempat lain? Tujuannya cuma satu , mengembalikan rebuwes. Namun tidak seperti saat ini yang demikian mudahnya bertukar kabar , keberadaa sinuwun tak kunjung diketahui hingga beberapa hari. Pada akhirnya kepala polisi pekalongan mengutus beberapa petugas ke Jogja untuk mengembalikan rebuwes tanpa mengikut sertakan Brigadir Royadin.

            Usai mendapat marah , Brigadir Royadin bertugas seperti biasa , satu minggu setelah kejadian penilangan, banyak teman temannya yang mentertawakan bahkan ada isu yang ia dengar dirinya akan dimutasi ke pinggiran kota pekalongan selatan.

            Suatu sore , saat belum habis jam dinas , seorang kurir datang menghampirinya di persimpangan soko yang memintanya untuk segera kembali ke kantor. Sesampai di kantor beberapa polisi menggiringnya keruang komisaris yang saat itu tengah menggengam selembar surat.

            “Royadin….minggu depan kamu diminta pindah !” lemas tubuh Royadin , ia membayangkan harus menempuh jalan menanjak dipinggir kota pekalongan setiap hari , karena mutasi ini, karena ketegasan sikapnya dipersimpangan soko .

            “ Siap pak !” Royadin menjawab datar.

            “Bersama keluargamu semua, dibawa!” pernyataan komisaris mengejutkan , untuk apa bawa keluarga ketepi pekalongan selatan , ini hanya merepotkan diri saja.

            “Saya sanggup setiap hari pakai sepeda pak komandan, semua keluarga biar tetap di rumah sekarang !” Brigadir Royadin menawar.

            “Ngawur…Kamu sanggup bersepeda pekalongan – Jogja ? pindahmu itu ke jogja bukan disini, sinuwun yang minta kamu pindah tugas kesana , pangkatmu mau dinaikkan satu tingkat.!” Cetus pak komisaris , disodorkan surat yang ada digengamannya kepada brigadir Royadin.

            Surat itu berisi permintaan bertuliskan tangan yang intinya : “ Mohon dipindahkan brigadir Royadin ke Jogja , sebagai polisi yang tegas saya selaku pemimpin Jogjakarta akan menempatkannya di wilayah Jogjakarta bersama keluarganya dengan meminta kepolisian untuk menaikkan pangkatnya satu tingkat.” Ditanda tangani sri sultan hamengkubuwono IX.

            Tangan brigadir Royadin bergetar , namun ia segera menemukan jawabannya. Ia tak sangup menolak permntaan orang besar seperti sultan HB IX namun dia juga harus mempertimbangkan seluruh hidupnya di kota pekalongan .Ia cinta pekalongan dan tak ingin meninggalkan kota ini .

            “ Mohon bapak sampaikan ke sinuwun , saya berterima kasih, saya tidak bisa pindah dari pekalongan , ini tanah kelahiran saya , rumah saya . Sampaikan hormat saya pada beliau ,dan sampaikan permintaan maaf saya pada beliau atas kelancangan saya !” Brigadir Royadin bergetar , ia tak memahami betapa luasnya hati sinuwun Sultan HB IX , Amarah hanya diperolehnya dari sang komisaris namun penghargaan tinggi justru datang dari orang yang menjadi korban ketegasannya.

            July 2010 , saat saya mendengar kepergian purnawirawan polisi Royadin kepada sang khalik dari keluarga dipekalongan , saya tak memilki waktu cukup untuk menghantar kepergiannya . Suaranya yang lirih saat mendekati akhir hayat masih saja mengiangkan cerita kebanggaannya ini pada semua sanak family yang berkumpul. Ia pergi meninggalkan kesederhanaan perilaku dan prinsip kepada keturunannya , sekaligus kepada saya selaku keponakannya. Idealismenya di kepolisian Pekalongan tetap ia jaga sampai akhir masa baktinya , pangkatnya tak banyak bergeser terbelenggu idealisme yang selalu dipegangnya erat erat yaitu ketegasan dan kejujuran.

Sumber: kaskus.us



Read more

Senin, 30 Januari 2012

MENGHARUKAN, KISAH IMAM 'TUKANG SAMPAH' DI JAKARTA DITAYANGKAN TELEVISI INGGRIS BBC


REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -Laporan mengenai kisah tukang sampah Jakarta yang disebut sebagai kota dengan pertumbuhan kota yang cukup pesat di dunia ditayangkan stasiun televisi Inggris BBC2, Minggu (29/1) malam.
Laporan wartawan BBC London berjudul 'Toughest Place to be a binman' membandingkan tukang sampah di London dan Jakarta menarik perhatian masyarakat Indonesia tidak saja di Inggris tetapi juga di Brussel,dan Amerika Serikat yang bisa menyaksikan tayangan tersebut melalui BBC Iplayer.
Selama satu jam laporan mengenai kisah Imam, tukang sampah di Jakarta yang bekerja mengumpulkan sampah setiap harinya dengan gerobaknya sementara diawal tayangan, tukang sampah dari Inggris Wilbur Ramirez mengunakan truk dan bekerja dengan dua rekannya.
Dalam laporan mendalamnya itu, BBC London membandingkan bagaimana kerja tukang sampah yang dikenal dengan binman di Inggris dengan tukang sampah di Jakarta yang sangat jauh berbeda dilihat dari berbagai segi bahkan kesehatan dan keselamatan.
Bahkan Wilbur Ramirez, ayah dua anak itu pun hidup bersama Imam dan keluarganya di perkampungan miskin ditengah tengah kehidupan kota Jakarta yang kaya dan sangat timpang antara yang kaya dan miskin.
Wilbur Ramirez, selama 10 hari, mengikuti Imam bekerja mengumpulkan sampah di kota yang disebutkan sebagai kota yang padat penduduk dan sampah menjadi masalah besar.
"Kamu bekerja dengan siapa saja," tanya London binman Wilbur Ramirez kepada Imam yang dijawab ia bekerja sendiri mengumpulkan sampah dari rumah ke rumah.


Menangis
Melihat kehidupan Imam, ternyata Wilbur seringkali merasa terharu dan bahkan meneteskan air mata. Mana mungkin dengan gaji yang tidak seberapa Imam dapat hidup bersama anak dan istrinya meskipun mereka sama-sama bekerja sebagai tukang sampah selama lima tahun.
Dalam laporannya disebutkan Wilbur pun ikut mengumpulkan sampah dan bahkan menjajal melakukannya seorang diri dari rumah ke rumah.
"Sampah........," demikian teriak Imam, ayah dua anak ini sehari-hari menjalankan aktfitasnya sebagai pengumpul sampah.
Wilbur pun tidak dapat membendung air matanya ketika berkisah bagaimana kehidupan Imam dengan keluarganya yang tidak tersentuh oleh pelayanan kesehatan.
Dari dunia kesehatan dan keselamatan sadar pengelolaan limbah Inggris, Wilbur pun merasa takjub bagaimana sampah yang menumpuk di Bantargerbang dan dikerumuni oleh para pemulung tanpa memperhatikan kesehatan dan keselamatan mereka.
Diakhir laporan Wilbur yang tidak dapat membayangkan perjalanan kehidupan Imam dengan gaji yang tidak seberapa itu menemukan kehidupan Imam yang mendominasi, dan ketidakberdayaannya untuk mengubah keadaannya.
Pada akhirnya setelah Wilbur berbicara dengan ketua RT yang minta agar Imam mendapat kenaikan gaji pun dapat dikabulkan.

Menjadi Perbincangan di Internet
Zulindatando Berry Natalegawa menulis di laman Facebook-nya "sediiiiiih banget liat acara di BBC 2 di London hari ini acara seorang binman London ke Jakarta berbagi pengalaman".
"Sangat memalukan sekali kota Jakarta ternyata sangat kotor dan masih terbelakang sekali cara kerjanya," ujar istri Berry Natalegawa, kakak Menlu Marty Natalegawa.
Menurut Linda, demikian Zulindatando Berry Natalegawa, biasa disapa seharusnya para pejabat malu menyaksikan acara yang menjadi perhatian masyarakat di Inggris.
"Apa enggak malu? malah wakil rakyat seenak enaknya ambil uang rakyat apa lagi pemimpin negara yang tidak peduli sangat memalukan, semoga Allah bukakan mata dan telinga para pemimpin negara ini," ujar Linda yang bekerja di Kedutaan Besar Brunei Darussalam di London dan merekam program tersebut dan akan membawa ke Jakarta.
"Nangis aku nontonnya.....bukan nangisin tukang sampah Inggris, tetapi rakyat kita yang kerja mengais-ngais sampah," ujar Yanti Hitalessy.
Laporan dari BBC itu pun menjadi bahan diskusi di laman facebook yang antara lain disebut oleh Lies Parish meskipun sama berprofesi sebagai tukang sampah atau binmen namun pekerjaan dan kehidupan mereka sungguh jauh berbeda.
Bahkan London binmen pun sampai menangis menyaksikan bagaimana tukang sampah di Jakarta, ujar Lies Parish yang lebih dari 14 tahun menetap di Inggris.
Hamiyah Panama, ibu Amelie yang pernah menetap di Inggris dan kini tinggal di Brussel yang juga menyaksikan tayangan tersebut mengakui bahwa acara benar-benar kontras kehidupan di sana, miris.
Begitupun yang ditulis Tjatri Dwimunali yang tinggal di Bristol menulis tukang sampah di Inggris yang ikut bekerja sebagai tukang sampah di Jakarta pun merasa prihatin akan nasib tukang sampah di Jakarta, dan bahkan sering menangis melihat keadaan tukang sampah di Jakarta.

Sumber: republika.co.id
Read more

AWAN DAN AIR

Kenapa langit tidak selalu biru
mengapa aliran sungai beriak
Semua awan bahkan awan hitam berarti bagi bumi
Awan hitam hanya berusaha menutupi bumi dari sinar kosmos
Meskipun awan hitam selalu dipandang mengerikan
tapi kebanyakan manusia tidak sadar apa yang telah awan hitam lakukan dalam menyaring sinar-sinar yang berbahaya bagi manusia
Manusia merasa bahwa tanpa awan itu indah
tanpa mereka sadar bahwa awan menutupi bumi dari sinar-sinar yang berbahaya yang tidak disadari manusia
Allah telah menentukan yang terbaik baik bagi umatnya
Coba bayangkan jika selamanya bumi tidak berawan
maka bumi akan sangat panas dan es kutub pun mencair
Air riak menandakan betapa air pun tidak berjalan dengan mulus
dan mengisyaratkan bahwa tempat inilah yang aman untuk dilewati
Padahal tidak ada benda berujud yang lebih halus dari air
bahkan sutera pun tidak akan menandingi halusnya air
Sehalus air pun batu-batu masih juga menghalang dan membelokkan arahnya
Tapi air selalu mengalir dari tempat yang lebih tinggi
Yang lebih banyak stocknya yang akan memberikan stocknyapada daerah yang di bawahnya
Air dan awan mengisyaratkan bahwa
sebening dan sehitam “AIR” dan “AWAN”
Mereka mewarnai biru hati

Oleh: awan irawan
Read more

Minggu, 29 Januari 2012

AWAN DAN GUNUNG

Awan hanya engkaulah yang mampu menurunkan hujan
mendinginkan angkuhnya lahar gunung
Panasnya bisa menyapu apasaja yang dia lewati
Dia tidak akan berhenti hingga surut apinya
Tidak sadarkah kau
kau hanguskan bungamu sendiri
Kau bakar hutan yang memeliharamu dari longsor
Kau buat semua mati
Wahai awan
tak kau tahan ataupun kau tahan dia akan meletus
Kau hanya bisa mendinginkan letusan-letusannya
Biarkan dia tahu betapa gigihnya engkau menjaga kehidupan

Oleh: awan irawan
Read more

Jumat, 27 Januari 2012

KEBAHAGIAANKU...


temanku...
taukah kalian betapa bahagianya ketika kita mengobrol dengan orang yang kita sayang?
seperti menemukan selembar uang 100rb saat kita bangun tidur dibawah bantal kita...
tapi, apa yang terjadi ketika kau sedang berdua dengannya dan tak ada yang berani memulai pembicaraan?
tak perlu risau..
tak perlu berfikir yang macam-macam...
tapi cobalah untuk bertanya...
sekedar kabar mungkin...walau sering dianggap pertanyaan yang membosankan..
tapi, itu lebih baik daripada diam...
asalkan dia menjawab, walaupun dengan nada seperti apapun berarti dia masih menganggapmu...
jangan berfikir bahwa ketika nadanya tak enak, berarti dia tak senang...
tapi berfikirlah bahwa dia sedang berusaha menyembunyikan perasaannya...
walau kau tau jika kau tak akan mendapatkanya...
tetaplah berfikir seperti itu...
karena,
mungkin saja itu adalah hal terakhir yang bisa kata lakukan untuk membuatnya tersenyum....
dan senyumannya adalah sebuah cahaya lampu diantara kegelapan hati kita...

Oleh: Aryo Seno 
.
Read more

Kamis, 26 Januari 2012

LIHAT AKHIRNYA...

sering dimarahi, tak terlalu diperhatikan, tak dimanjakan,..
mungkin itu yang aku alami setelah "Malaikat" yang selalu ada di sisiku tak ada....
yang membangunkanku dengan suara merdunya, dengan dekapan hangatnya, dengan semerbak wangi masakannya, dan dengan cinta kasihnya...
berat memang tak mendapatkan kembali semua itu...
tapi, HEY....
aku menjadi pribadi yang lebih baik sekarang...
tak terlalu memikirkan uang, mentalku yang lebih terbangun, dan tak terlalu merepotkan orang lain...mungkin...
jangan anggap itu sebuah musibah,
tapi anggaplah itu sebuah tebing tinggi penuh dengan keasikan...
dengan kemiringan sebagai tantangan yang menyenangkan
dengan hewan unik yang ada di atas sebagai hadiah yang tak terduga
dan yang tak kalah penting adalah batu-batu yang kita gunakan untuk menggenggam sebagai teman dan kerabat yang tak pernah mengeluh dan selalu memberikan tangannya untuk membantu kita...
sebagai finalnya adalah pemandangan indah dipuncak yang tak bisa dibayar oleh siapapun sebagai keberhasilan, kesuksesan dan kebahagiaan yang kita dapat...
jadi masih berfikirkah bahwa dunia ini kejam?

Oleh: Aryo Seno
.
Read more

Rabu, 25 Januari 2012

SEBUAH RENUNGAN UNTUK NEGERI INI


KUNJUNGAN BAPAK BJ HABIBIE
Kantor Manajemen Garuda Indonesia
Garuda City Complex, Bandara Soekarno-Hatta
12 Januari 2012
           
Pada usianya 74 tahun, mantan Presiden RI, BJ Habibie secara mendadak mengunjungi fasilitas Garuda Indonesia didampingi oleh putra sulung, Ilham Habibie dan keponakannya(?), Adri Subono, juragan Java Musikindo.
 Kunjungan beliau dan rombongan disambut oleh President & CEO, Bapak Emirsyah Satar disertai seluruh Direksi dan para VP serta Area Manager yang sedang berada di Jakarta.
Dalam kunjungan ini, diputar video mengenai Garuda Indonesia Experience dan presentasi perjalanan kinerja Garuda Indonesia sejak tahun 2005 hingga tahun 2015 menuju Quantum Leap.
Sebagai “balasan” pak Habibie memutarkan video tentang penerbangan perdana N250 di landasan bandara Husein Sastranegara, IPTN Bandung tahun 1995 (tujuh belas tahun yang lalu!).
Entah, apa pasalnya dengan memutar video ini?
Video N250 bernama Gatotkaca terlihat roll-out kemudian tinggal landas secara mulus di-
escort oleh satu pesawat latih dan sebuah pesawat N235. Pesawat N250 jenis Turboprop dan teknologi glass cockpit dengan kapasitas 50 penumpang terus mengudara di angkasa Bandung.
Dalam video tsb, tampak para hadirin yang menyaksikan di pelataran parkir, antara lain Presiden RI Bapak Soeharto dan ibu, Wapres RI bapak Soedarmono, para Menteri dan para pejabat teras Indonesia serta para teknisi IPTN. Semua bertepuk tangan dan mengumbar senyum kebanggaan atas keberhasilan kinerja N250. Bapak Presiden kemudian berbincang melalui radio komunikasi dengan pilot N250 yang di udara, terlihat pak Habibie mencoba mendekatkan telinganya di headset yang dipergunakan oleh Presiden Soeharto karena ingin ikut mendengar dengan pilot N250.
N250 sang Gatotkaca kembali pangkalan setelah melakukan pendaratan mulus di landasan………………
Di hadapan kami, BJ Habibie yang berusia 74 tahun menyampaikan cerita yang lebih kurang sbb:

“Dik, anda tahu…………..saya ini lulus SMA tahun 1954!” beliau membuka pembicaraan dengan gayanya yang khas penuh semangat dan memanggil semua hadirin dengan kata “Dik” kemudian secara lancar beliau melanjutkan……………..“Presiden Soekarno, Bapak Proklamator RI, orator paling unggul, …….itu sebenarnya memiliki visi yang luar biasa cemerlang! Ia adalah Penyambung Lidah Rakyat! Ia tahu persis sebagai Insinyur………Indonesia dengan geografis ribuan pulau, memerlukan penguasaan Teknologi yang berwawasan nasional yakni Teknologi Maritim dan Teknologi Dirgantara. Kala itu, tak ada ITB dan tak ada UI. Para pelajar SMA unggulan berbondong-bondong disekolahkan oleh Presiden Soekarno ke luar negeri untuk menimba ilmu teknologi Maritim dan teknologi dirgantara. Saya adalah rombongan kedua diantara ratusan pelajar SMA yang secara khusus dikirim ke berbagai negara. Pendidikan kami di luar negeri itu bukan pendidikan kursus kilat tapi sekolah bertahun-tahun sambil bekerja praktek. Sejak awal saya hanya tertarik dengan ‘how to build commercial aircraft’ bagi Indonesia. Jadi sebenarnya Pak Soeharto, Presiden RI kedua hanya melanjutkan saja program itu, beliau juga bukan pencetus ide penerapan ‘teknologi’ berwawasan nasional di Indonesia. Lantas kita bangun perusahaan-perusahaan strategis, ada PT PAL dan salah satunya adalah IPTN.



Sekarang Dik,…………anda semua lihat sendiri…………..N250 itu bukan pesawat asal-asalan dibikin! Pesawat itu sudah terbang tanpa mengalami ‘Dutch Roll’ (istilah penerbangan untuk pesawat yang ‘oleng’) berlebihan, tenologi pesawat itu sangat canggih dan dipersiapkan untuk 30 tahun kedepan, diperlukan waktu 5 tahun untuk melengkapi desain awal, satu-satunya pesawat turboprop di dunia yang mempergunakan teknologi ‘Fly by Wire’ bahkan sampai hari ini. Rakyat dan negara kita ini membutuhkan itu! Pesawat itu sudah terbang 900 jam (saya lupa persisnya 900 atau 1900 jam) dan selangkah lagi masuk program sertifikasi FAA. IPTN membangun khusus pabrik pesawat N250 di Amerika dan Eropa untuk pasar negara-negara itu.Namun, orang Indonesia selalu saja gemar bersikap sinis dan mengejek diri sendiri ‘apa mungkin orang Indonesia bikin pesawat terbang?’
Tiba-tiba, Presiden memutuskan agar IPTN ditutup dan begitu pula dengan industri strategis lainnya.
Dik tahu…………….di dunia ini hanya 3 negara yang menutup industri strategisnya, satu Jerman karena trauma dengan Nazi, lalu Cina (?) dan Indonesia………….
Sekarang, semua tenaga ahli teknologi Indonesia terpaksa diusir dari negeri sendiri dan mereka bertebaran di berbagai negara, khususnya pabrik pesawat di Bazil, Canada, Amerika dan Eropa…………….

Hati siapa yang tidak sakit menyaksikan itu semua…………………?
Saya bilang ke Presiden, kasih saya uang 500 juta Dollar dan N250 akan menjadi pesawat yang terhebat yang mengalahkan ATR, Bombardier, Dornier, Embraer dll dan kita tak perlu tergantung dengan negara manapun.
Tapi keputusan telah diambil dan para karyawan IPTN yang berjumlah 16 ribu harus mengais rejeki di negeri orang dan gilanya lagi kita yang beli pesawat negara mereka!”
Pak Habibie menghela nafas…………………..
Ini pandangan saya mengenai cerita pak Habibie di atas;
Sekitar tahun 1995, saya ditugaskan oleh Manager Operasi (JKTOF) kala itu, Capt. Susatyawanto untuk masuk sebagai salah satu anggota tim Airline Working Group di IPTN dalam kaitan produksi pesawat jet sekelas B737 yang dikenal sebagai N2130 (kapasitas 130 penumpang). Saya bersyukur, akhirnya ditunjuk sebagai Co-Chairman Preliminary Flight Deck Design N2130 yang langsung bekerja dibawah kepala proyek N2130 adalah Ilham Habibie. Kala itu N250 sedang uji coba terus-menerus oleh penerbang test pilot (almarhum) Erwin. Saya turut mendesain rancang-bangun kokpit N2130 yang serba canggih berdasarkan pengetahuan teknis saat menerbangkan McDonnel Douglas MD11. Kokpit N2130 akan menjadi mirip MD11 dan merupakan kokpit pesawat pertama di dunia yang mempergunakan LCD pada panel instrumen (bukan CRT sebagaimana kita lihat sekarang yang ada di pesawat B737NG). Sebagian besar fungsi tampilan layar di kokpit juga mempergunakan “track ball atau touch pad” sebagaimana kita lihat di laptop. N2130 juga merupakan pesawat jet single aisle dengan head room yang sangat besar yang memungkinkan penumpang memasuki tempat duduk tanpa perlu membungkukkan badan. Selain high speed sub-sonic, N2130 juga sangat efisien bahan bakar karena mempergunakan winglet, jauh sebelum winglet dipergunakan di beberapa pesawat generasi masa kini.
Saya juga pernah menguji coba simulator N250 yang masih prototipe pertama……………..
N2130 narrow body jet engine dan N250 twin turboprop, keduanya sangat handal dan canggih kala itu………bahkan hingga kini.
Lamunan saya ini, berkecamuk di dalam kepala manakala pak Habibie bercerita soal N250, saya memiliki kekecewaan yang yang sama dengan beliau, seandainya N2130 benar-benar lahir………….kita tak perlu susah-susah membeli B737 atau Airbus 320.
Pak Habibie melanjutkan pembicaraannya………………..
“Hal yang sama terjadi pada prototipe pesawat jet twin engines narrow body, itu saya tunjuk Ilham sebagai Kepala Proyek N2130. Ia bukan karena anak Habibie, tapi Ilham ini memang sekolah khusus mengenai manufakturing pesawat terbang, kalau saya sebenarnya hanya ahli dalam bidang metalurgi pesawat terbang. Kalau saja N2130 diteruskan, kita semua tak perlu tergantung dari Boeing dan Airbus untuk membangun jembatan udara di Indonesia”.
“Dik, dalam industri apapun kuncinya itu hanya satu QCD,
- Q itu Quality, Dik, anda harus buat segala sesuatunya berkualitas tinggi dan konsisten?
- C itu Cost, Dik, tekan harga serendah mungkin agar mampu bersaing dengan produsen sejenis?
- D itu Delivery, biasakan semua produksi dan outcome berkualitas tinggi dengan biaya paling efisien dan disampaikan tepat waktu! Itu saja!”
Pak Habibie melanjutkan penjelasan tentang QCD sbb:
“Kalau saya upamakan, Q itu nilainya 1, C nilainya juga 1 lantas D nilainya 1 pula, jika dijumlah maka menjadi 3. Tapi cara kerja QCD tidak begitu Dik………….organisasi itu bekerja saling sinergi sehingga yang namanya QCD itu bisa menjadi 300 atau 3000 atau bahkan 30.000 sangat tergantung bagaimana anda semua mengerjakannya, bekerjanya harus pakai hati Dik………………”
Tiba-tiba, pak Habibie seperti merenung sejenak mengingat-ingat sesuatu ………………………
“Dik, ……….saya ini memulai segala sesuatunya dari bawah, sampai saya ditunjuk menjadi Wakil Dirut perusahaan terkemuka di Jerman dan akhirnya menjadi Presiden RI, itu semua bukan kejadian tiba-tiba. Selama 48 tahun saya tidak pernah dipisahkan dengan Ainun, ………..ibu Ainun istri saya. Ia ikuti kemana saja saya pergi dengan penuh kasih sayang dan rasa sabar. Dik, kalian barangkali sudah biasa hidup terpisah dengan istri, you pergi dinas dan istri di rumah, tapi tidak dengan saya. Gini ya…………saya mau kasih informasi……….. Saya ini baru tahu bahwa ibu Ainun mengidap kanker hanya 3 hari sebelumnya, tak pernah ada tanda-tanda dan tak pernah ada keluhan keluar dari ibu……………………”
Pak Habibie menghela nafas panjang dan tampak sekali ia sangat emosional serta mengalami luka hati yang mendalam………………………..seisi ruangan hening dan turut serta larut dalam emosi kepedihan pak Habibie, apalagi aku tanpa terasa air mata mulai menggenang.
Dengan suara bergetar dan setengah terisak pak Habibie melanjutkan……………………
“Dik, kalian tau……………..2 minggu setelah ditinggalkan ibu…………suatu hari, saya pakai piyama tanpa alas kaki dan berjalan mondar-mandir di ruang keluarga sendirian sambil memanggil-manggil nama ibu……… Ainun……… Ainun …………….. Ainun …………..saya mencari ibu di semua sudut rumah.
Para dokter yang melihat perkembangan saya sepeninggal ibu berpendapat ‘Habibie bisa mati dalam waktu 3 bulan jika terus begini…………..’ mereka bilang ‘Kita (para dokter) harus tolong Habibie’.
Para Dokter dari Jerman dan Indonesia berkumpul lalu saya diberinya 3 pilihan;
1. Pertama, saya harus dirawat, diberi obat khusus sampai saya dapat mandiri meneruskan hidup. Artinya saya ini gila dan harus dirawat di Rumah Sakit Jiwa!
2. Opsi kedua, para dokter akan mengunjungi saya di rumah, saya harus berkonsultasi terus-menerus dengan mereka dan saya harus mengkonsumsi obat khusus. Sama saja, artinya saya sudah gila dan harus diawasi terus……………
3. Opsi ketiga, saya disuruh mereka untuk menuliskan apa saja mengenai Ainun, anggaplah saya bercerita dengan Ainun seolah ibu masih hidup.
Saya pilih opsi yang ketiga……………………….”
Tiba-tiba, pak Habibie seperti teringat sesuatu (kita yang biasa mendengarkan beliau juga pasti maklum bahwa gaya bicara pak Habibie seperti meloncat kesana-kemari dan kadang terputus karena proses berpikir beliau sepertinya lebih cepat dibandingkan kecepatan berbicara dalam menyampaikan sesuatu) …………………. ia melanjutkan pembicaraannya;
“Dik, hari ini persis 600 hari saya ditinggal Ainun…………..dan hari ini persis 597 hari Garuda Indonesia menjemput dan memulangkan ibu Ainun dari Jerman ke tanah air Indonesia………….
Saya tidak mau menyampaikan ucapan terima kasih melalui surat…………. saya menunggu hari baik, berminggu-minggu dan berbulan-bulan untuk mencari momen yang tepat guna menyampaikan isi hati saya. Hari ini didampingi anak saya Ilham dan keponakan saya, Adri maka saya, Habibie atas nama seluruh keluarga besar Habibie mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya, kalian, Garuda Indonesia telah mengirimkan sebuah Boeing B747-400 untuk menjemput kami di Jerman dan memulangkan ibu Ainun ke tanah air bahkan memakamkannya di Taman Makam Pahlawan. Sungguh suatu kehormatan besar bagi kami sekeluarga. Sekali lagi, saya mengucapkan terima kasih atas bantuan Garuda Indonesia”
Seluruh hadirin terhenyak dan saya tak kuasa lagi membendung air mata…………………………
Setelah jeda beberapa waktu, pak Habibie melanjutkan pembicaraannya;
“Dik, sebegitu banyak ungkapan isi hati kepada Ainun, lalu beberapa kerabat menyarankan agar semua tulisan saya dibukukan saja, dan saya menyetujui…………………
Buku itu sebenarnya bercerita tentang jalinan kasih antara dua anak manusia. Tak ada unsur kesukuan, agama, atau ras tertentu. Isi buku ini sangat universal, dengan muatan budaya nasional Indonesia. Sekarang buku ini atas permintaan banyak orang telah diterjemahkan ke beberapa bahasa, antara lain Inggris, Arab, Jepang….. (saya lupa persisnya, namun pak Habibie menyebut 4 atau 5 bahasa asing).Sayangnya buku ini hanya dijual di satu toko buku (pak Habibie menyebut nama satu toko buku besar), sudah dicetak 75.000 eksemplar dan langsung habis. Banyak orang yang ingin membaca buku ini tapi tak tahu dimana belinya. Beberapa orang di daerah di luar kota besar di Indonesia juga mengeluhkan dimana bisa beli buku ini di kota mereka.
Dik, asal you tahu…………semua uang hasil penjualan buku ini tak satu rupiahpun untuk memperkaya Habibie atau keluarga Habibie. Semua uang hasil penjualan buku ini dimasukkan ke rekening Yayasan yang dibentuk oleh saya dan ibu Ainun untuk menyantuni orang cacat, salah satunya adalah para penyandang tuna netra. Kasihan mereka ini sesungguhnya bisa bekerja dengan nyaman jika bisa melihat.
Saya berikan diskon 30% bagi pembeli buku yang jumlah besar bahkan saya tambahkan lagi diskon 10% bagi mereka karena saya tahu, mereka membeli banyak buku pasti untuk dijual kembali ke yang lain.
Sekali lagi, buku ini kisah kasih universal anak manusia dari sejak tidak punya apa-apa sampai menjadi Presiden Republik Indonesia dan Ibu Negara. Isinya sangat inspiratif……………….”
(pada kesempatan ini pak Habibie meminta sesuatu dari Garuda Indonesia namun tidak saya tuliskan di sini mengingat hal ini masalah kedinasan).
Saya menuliskan kembali pertemuan pak BJ Habibie dengan jajaran Garuda Indonesia karena banyak kisah inspiratif dari obrolan tersebut yang barangkali berguna bagi siapapun yang tidak sempat menghadiri pertemuan tsb. Sekaligus mohon maaf jika ada kekurangan penulisan disana-sini karena tulisan ini disusun berdasarkan ingatan tanpa catatan maupun rekaman apapun.
Jakarta, 12 Januari 2012
Salam,
Capt. Novianto Herupratomo

Sumber: www.samuraijagoan.com


Read more

KATA-KATA MOTIVASI DOSIS TINGGI

Pemenang selalu menjadi bagian dari jawaban
Pecundang selalu menjadi bagian dari masalah


Pemenang selalu punya program
Pecundang selalu punya kambing hitam

Pemenang selalu berkata,”Biarkan saya yang mengerjakannya untuk Anda”
Pecundang selalu berkata,” Itu bukan pekerjaan saya.”

Pemenang selalu melihat jawaban dalam setiap masalah
Pecundang selalu melihat masalah dalam setiap jawaban

Pemenang selalu berkata,”Itu memang sulit, tapi kemungkinan bisa.”
Pecundang selalu berkata,” Itu mungkin bisa, tapi sulit.”

Saat pemenang melakukan kesalahan, dia berkata,”saya salah.”
Saat pecundang melakukan kesalahan dia berkata,” itu bukan salah saya”

Pemenang membuat komitmen-komitmen
Pecundang membuat janji-janji

Pemenang punya impian-impian
Pecundang punya tipu muslihat

Pemenang berkata,” saya harus melakukan sesuatu.”
Pecundang berkata,”Harus ada yang dilakukan.”

Pemenang adalah bagian dari tim
Pecundang melepaskan diri dari tim

Pemenang melihat keuntungan
Pecundang melihat kesusahan

Pemenang percaya pada menang-menang (win-win)
Pecundang percaya, mereka harus menang orang lain harus kalah.

Pemenang melihat potensi
Pecundang melihat yang sudah lewat

Pemenang seperti thermostat- alat pengatur/pengimbang panas
Pecundang seperti thermometer

Pemenang memilih apa yang mereka katakan
Pecundang mengatakan apa yang mereka pilih

Pemenang menggunakan argumentasi keras dengan kata-kata lembut
Pecundang menggunakan argumentasi lunak tapi dengan kata-kata yang keras

Pemenang berpegang teguh pada nilai-nilai, tapi bersedia berkompromi pada hal-hal remeh
Pecundang berkeras pada hal-hal remeh tapi mengkompromikan nilai-nilai

Pemenang menganut filosofi empati, “Jangan berbuat kepada orang lain apa yang Anda tidak ingin orang lain perbuat kepada Anda”
Pecundang menganut filosofi,” Lakukan kepada orang lain sebelum mereka melakukannya kepada Anda”

Pemenang membuat sesuatu terjadi
Pecundang membiarkan sesuatu terjadi
Dari “Kata-kata motivasi dosis tinggi” karangan William Tanuwidjaja

Sumber: kaskus.us
Read more

KULIAH DI LUAR NEGERI. GUE PENGEN, GIMANA DENGAN LOE?

Banyak sih emang keuntungan kuliah di Luar Negeri ini, dari mulai Kualitas pendidikan kelas dunia, fasilitas belajar lengkap dan modern, jurusannya beragam, bisa meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris, sampai memiliki teman atau koneksi dari berbagai negara. Mantep kan?
Tapi yang jadi masalahnya, gimana cara buat bisa kuliah di Luar Negeri?
Sebenernya gampang kalo mau study abroad atau kuliah di luar negeri, soalnya ada portal pendidikan yang lengkap untuk mencari info dan mendaftar kuliah di luar negeri. Melalui www.easyuni.com kita dapat mendaftar kuliah S1, S2 maupun S3 di ratusan universitas di 22 negara. Kerennya website ini memberikan konsultasi dan pendaftaran Gratis.
Mau info terbaru atau mau nanya-nanya lebih lanjut, bisa follow twitternya nih: @easyuni_id.
Ok sob, semoga membantu :D

Sumber: yeahmahasiswa.com
Read more

Selasa, 24 Januari 2012

BENARKAH PERUSAHAAN TAKUT DENGAN MAHASISISWA IP > 3,7 ?




Mahasiswa mana yang tidak mau ber IP> 3,7 ? pasti semua menginginkan nilai yang sangat sempurna itu. Apalagi bagi orangtua, pasti menginginkan anak mereka berhasil di perkuliahan dengan meninjaunya dari Indeks Prestasi selama di kuliah. Padahal masih banyak hal yang bisa menjadi patokan keberhasilan seorang mahasiswa selama di perkuliahan contohnya saja kemampuan beerorganisasi. Akan lebih baik lagi apabila seorang mahasiswa bisa menyeimbangkan antara prestasi akademik maupun non-akademik.

            Namun apa benar rumor yang mengatakan ada beberapa perusahaan yang tidak mau merekrut mahasiswa dengan IP yang nyaris sempurna ? dari beberapa sumber yang terdapat pada media maupun di masyarakat, ada beberapa kasus yang menunjukan bahwa perusahaan tidak merekrut mahasiswa dengan IP tinggi karena beberapa alasan.



Cenderung bersifat egois, seseorang yang mempunyai sifat egois sangat tidak disukai dalam dunia kerja, karena akan sulit untuk mengajak mereka bekerjasama dalam tim seolah-olah menganggap diri sendiri mampu menyelesaikan masalah dengan baik. Lebih dominan mengenal teori daripada praktek, teori memang merupakan hal yang penting sebagai dasar pengetahuan seseorang, namun adakalanya praktek sangat dibutuhkan terutama dalam pekerjaan yang biasanya menuntut tindakan dalam penyelesaian masalah daripada teori.

             Perusahaan hanya dijadikan batu loncatan, maksudnya cenderung cepat bosan dalam pekerjaan dan menganggap tidak sesuai dengan kemauan sehingga sering berpindah-pindah dalam bekerja serta menganggap perusahaan itu hanya batu loncatan dalam memperoleh pekerjaan yang lebih baik.

             Cenderung menggurui, sifat menggurui memang baik bila dilakukan untuk mengeluarkan pendapat atau memberi masukan kepada oranglain namun akan tidak disukai apabila itu dilakukan dengan attitude yang buruk apalagi jika sulit menerima pendapat orang lain.

             Dari contoh kasus diatas dapat disimpulkan bahwa dalam bekerja tidak hanya dituntut kepintaran semata namun harus diimbangi dengan beberapa sifat serta perilaku yang baik. Menurut saya pribadi tidak semua mahasiswa yang memiliki Indeks Prestasi tinggi dicap memiliki sifat seperti diatas , masih banyak bukti-bukti keberhasilan seorang mahasiswa yang memiliki prestasi unggul di bidang akademik dan akhirnya memperoleh keberhasilan di dunia kerja. Jadi memang sudah seharusnya keunggulan dibidang akademik itu diimbangi dengan beberapa sifat dan perilaku yang baik, contohnya

             Attitude yang baik, attitude yang baik merupakan hal terpenting yang harus kita punya, semua tidak berarti apa-apa jika tidak didukung oleh sikap serta tutur kata yang baik dan sopan. Seorang dengan kemampuan yang luar biasa namun tidak didukung dengan attitude yang baik bisa saja tidak menjadi apa-apa, namun sebaliknya seorang dengan kemampuan biasa saja mampu dapat memperoleh hasil yang gemilang jika dengan didukung oleh attitude yang baik. Mau memulai dari bawah, semua pekerjaan ataupun keberhasilan tidak mungkin diperoleh secara instan pasti butuh perjuangan dan kegigihan untuk memperoleh keberhasilan yang sebenarnya.

            Mau diajak bekerjasama, manusia merupakan makhluk sosial yang pastinya butuh bantuan oranglain jadi tidak mungkin seseorang bisa menyelesaikan masalah tanpa bantuan oranglain oleh karena itu kerjasama sangat dibutuhkan, kerjasama tim yang baik juga akan memperoleh hasil yang maksimal

            Kemampuan berorganisasi, kemampuan berorganisasi juga dibutuhkan untuk dasar dalam kepemimpinan, jadi akankah sangat baik apabila keunggulan dalam prestasi akademik didukung oleh kemampuan berorganisasi yang baik juga.

            Jadi jangan takut memiliki IP tinggi jika didukung dengan attitude yang baik, karena jika kita menyeimbangkan keduanya percayalah pasti nantinya akan memperoleh keberhasilan.

Sumber: www.kaskus.us

Read more

DRAMA MUSIKAL PENTAS LABORATORY “TIGA BULAN” PERSEMBAHAN DARI SEKRUP FMIPA UNY


Yogyakarta: Penyajian yang menarik, tidak mudah ditebak, dan lucu namun tetap sarat dengan amanat, itulah drama musikal yang diusung oleh rekan-rekan UKMF SEKRUP Fakultas FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta pada hari Kamis, 22 Desember 2011 di salah satu ruang pentas FBS UNY. Pentas laboratory bertajuk “Tiga Bulan” ini menyatukan berbagai tampilan dari divisi tari, divisi teater, divisi seni musik, dan divisi seni rupa yang mayoritas diperankan oleh anggota baru UKMF SEKRUP FMIPA.
“Saya sangat mengapresiasi atas terselenggaranya pentas seni dari teman-teman UKMF SEKRUP. Bagus dan sangat luar biasa! Salam dasyat dari Himatika untuk teman-teman SEKRUP dan pecinta seni,” komentar Rizki Lazuardi, ketua Himpunan Mahasiswa Matematika FMIPA UNY.
“Dramanya memang sederhana tapi bermakna banyak dan yang memiliki nilai plus karena kemasannya lucu,” ujar Ronggo dari Fakultas Teknik UNY disela-sela penutupan pentas laboratory.
Pentas Laboratory ini dianggap sebagai ajang praktikum bagi mahasiswa FMIPA yang tergabung di SEKRUP. “Anak FMIPA identik dengan laboratorium, tempat uji coba dari teori-teori yang telah didapatkan, ya makanya kami membuat pentas Laboratory,” jelas Arga Brastendar, ketua UKMF SEKRUP.
“Benar-benar berbeda. Tidak menyangka teman-teman dari fakultas MIPA yang notabene pemikir ternyata memiliki kreasi seni yang menakjubkan. Suara vokalis dari divisi musik sangat menyentuh hati. Divisi seni rupa juga berperan banyak dalam kesuksesan pentas ini, ornamen-ornamennya diluar nalar para pecinta seni, sungguh menakjubkan. Mungkin wajar bila pentas laboratory sekreatif ini dimainkan oleh teman-teman dari FBS UNY, tapi ini hasil mahasiswa FMIPA lho,” puji salah satu penonton dari Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) UNY yang enggan disebutkan namanya.
Acara pentas laboratory “Tiga Dunia” dibuka pukul 19.30 dengan prolog, disambut tarian dari divisi seni tari. Musikal drama yang berlangsung selama tiga jam itu bercerita tentang tokoh utama April (Ria Indriyani), anak tunggal keluarga parelente yang mengalami perubahan sifat dari anak manja dan egois menjadi lebih baik setelah tiga bulan menjadi relawan tsunami bersama Roni (Prasetyo Anggun) di daerah Tanjung Harapan. April diam-diam menyimpan perasaan pada Roni yang selalu ceria, dekat dengan anak-anak, dan tidak mudah menyerah. Selama tiga bulan di daerah Tanjung Harapan banyak hal yang mengusik hati April, termasuk saat April melihat kegigihan Roni membantu Lina (Nur Arfiani) mencari Ibu kandungnya, saat teman-teman seperjuangannya tanpa keluh membantu korban tsunami, dan saat dimana April mengetahui bahwa Roni ternyata juga salah satu korban tsunami. Tidak hanya itu, pentas laboratory juga menyinggung tentang keadaan Indonesia pada masa kini yang mulai terlihat jelas perbedaan antara si kaya dan si miskin, pembangunan gedung-gedung mewah yang tidak memerhatikan lingkungan sekitar, kehidupan para nelayan yang semakin hari semakin memprihatikan, dan eksplorasi sumber daya alam secara besar-besaran yang dilakukan oleh beberapa oknum pebisnis. Semua penonton ikut larut dalam suasana yang dibangun para pemain divisi teater berkolaborasi dengan divisi seni musik yang mengangkat nuansa ketulusan, romansa cinta, kasih sayang, canda tawa, tangis, dan harapan.
Bertepatan dengan hari Ibu di Indonesia, pentas besutan sutradara Septian Johan Wibowo dengan naskah karya Rizal Budi Margani dan Kumalasari Anjas Meilina tidak lupa memberi sentuhan tentang perjuangan sosok Ibu dengan berbeda profesi dan gaya. “Aku benar-benar menangis saat akting di panggung. Saat itu peran ku jadi anak yang terpisah dari ibunya saat tsunami dan dipertemukan lagi berkat usaha keras dari tokoh Roni. Aku jadi kangen ibu dan pengin memeluk ibu. Aku lupa kalau hari ini (22/12) hari ibu dan aku belum bisa mengucapkan selamat hari ibu ke ibu ku gara-gara handphone semua pemain disita pak ketua seharian,” cerita Nur Arfiani, pemeran tokoh Lina.
Pentas laboratory “Tiga Bulan” bisa jadi telah membukakan mata hati kaum muda untuk lebih peduli dengan hal-hal yang selama ini tidak terbersit di pikiran, namun yang dibutuhkan bangsa saat ini adalah langkah nyata menjadikan Indonesia lebih baik. Salam ‘cemungud’ dari SEKRUP FMIPA UNY kepada pecinta seni dan perdamaian di Indonesia.

Read more

INILAH...


Inilah nikmatnya hidup...
tak akan ada yang melarang kita dalam melakukan sesuatu...
pastinya yang masih dalam batas ...
tapi ketika itu membicarakan sesuatu, apakah semua pembicaraan diperbolehkan?
tidak...
apalagi itu menyangkut kejelekan teman kita...
alangkah indahnya jika kita menutupi kejelekan tersebut..
dan bukan malah mengumbarkannya dan mentertawakannya...
karena sungguh...
aku merasakan betapa sakitnya ketika menjadi jelek dan ditertawakan, sedangkan aku tak tau itu...
maka temanku yang baik....
janganlah melakukan itu lagi ya?
cukup aku saja yang merasakan dan yang menjadi kambing hitam....
jangan melukai teman-teman kita yang lain...
karena mereka adalah setetes air di tengah gersangnya hati kita....

oleh: Aryo Seno
 .
Read more